Rabu, 14 Oktober 2015
UPAYA MENJADI RUMAH SAKIT BERLAYANAN PRIMA
05.42 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
UPAYA MENJADI RUMAH SAKIT
BERLAYANAN PRIMA
BERLAYANAN PRIMA
Agar dapat memberikan layanan
berkualitas dan lebih menjaga keamanan pasien, Eka hospital sejak awal berdiri
langsung melengkapi diri dengan Sistem Informasi untuk Rumahn Sakit yang
terintegrasi. Bagaimana penerapannya dan apa manfaatnya?
A.
Mohammad B.S
M
|
engelola rumah sakit (RS) bukan sekedar
mengurus staf medis dan pasiennya. Kompleksitas bisnisnya tak kalah
dibandingkan bisnis di bidang lain. Bahkan, mungkin lebih kompleks karena
terkait keselamatan sang pasien, serta aspek etika dan moral yang menyertainya.
Maka,pemimpin RS
yang berpikiran maju akan mengelola bisnisnya secara sistematis terutama dengan
pemanfaatan Sistem Informasi untuk RS (Hospital
Information System/HIS). Salah
satu contohnya adalah Eka Hospital. Menurut penjelasan Hasan WIdjaja, Direktur
Operasional Eka Hospital, ketika mulai beroperasi pada Agustus 2008, kedua
rumah sakit Eka Hospital – di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten,
dan di jl. Soekarno – Hatta, Pekanbaru, Riau – sudah mengadopsi praktik e-health dengan mengimplementasikan HIS
secara integritas
Dikatakan Hasan, sebelum beroperasi
pihaknya mempersiapkan TI pendukungnya, dengan melakukan benchmarking dan pencarian solusi yang tepat. HIS yang diimplementasikan
Eka Hospital diperoleh dari vondor bernama Novatara dari Singapura.
Dalam waktu setahun sistem tersebut
sudah go live. HIS sebenarnya bukanlah
solusi yang sifatnya menyuruh dari back-end
ke front-end seperti halnya solusi Enterprise Resource Planning (ERP) yang
biasa digunakan perusahaan nonrumah-sakit. Pasalnya, masih ada sejumlah
aplikasi lain, seperti Laboratory
Information System (PACS), termasuk sistem back-end (operasional dan administrasi bisnis) yang tidak masuk dalam
paket HIS yang ditawarkan vendor. Di Eka Hospital, aplikasi LIS dan RIS
menggunakan vendor berbeda. Adapun untuk sistem back-end (mencakup finance,
material management
untuk purchasing, dan HR),
menggunakan SAP. Kendati begitu, berbagai aplikasi tersebut sudah saling
terhubung (terintegrasi), dengan menggunakan interface.
Hasan mengatakan, secara garis besar
HIS mencakup tiga aplikasi besar. Pertama, Layanan Administrasi (frontline service), yang mencakup
pendaftaran, kasir, perjanjian, dan sebagainya. Kedua, Layanan Medis (clinical services), yang mencakup order
obat, order lab, rekam medis, dan sebaginya. Ketiga, Reporting,
TEKNOLOGI
INFORMASI
Berupa laporan hasil kegiatan-kegiatan
tersebut. “Umumnya, HIS yang sudah berjalan di rumah sakit – rumah sakit yang
ada di Indonesia hanya mencakup aplikasi administrasi dan reporting. Sedangkan di Eka Hospital sudah mencakup semuanya. Hasil
medical record pun dapat diketahui
secara online dan real-time, “ ujar Hasan dengan bangga.
Dengan
menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit tersebut, alur kerja di Eka
Hospital diklaimnya lebih efisien dan teratur secara sistematis. Dan, pastinya,
mengurangi penggunaan kertas. Jangan heran, di Eka Hospital tidak akan dijumpai
petugas rekam medis yang biasanya pagi-pagi, sebelum poliklinik buka, membawa
kereta dorong berisikan rekam medis, yang akan diserahkan ke poliklinik
tersebut. “Eka Hospital, semua rekam medis pasien sudah ada di sistem. Sudah computerized. Dokter akan
melakukan diagnosis dan sebagainya
secara elektronik, “ kata Hasan.
Jadi, ketika seorang pasien
akan berobat ke Eka Hospital, ia membuat janji – melalui telepon, Blackberry
Messenger, atau website. Pasien lama hanya perlu rekonfirmasi, karena datanya sudah
tercatat. Ketika mendaftar, pasien mesti mengisi data dan menyerahkan fotokopi
identitas (KTP).
EKA
HOSPIAL
Semua
rekam medis pasien sudah ada di sistem. Dokter akan melakukan diagnosis dan
sebagainya secara elektronik.
Nantinya, data tersebut akan
langsung masuk ke aplikasi appointment,
lalu dikirim ke Nurdi Stationment,
akan mengeluarkan nomor
TENTANG HOSPITAL
INFORMATION SYSTEM (HIS)
Merupakan sistem informasi rumah sakit, yang memungkingkan data mengalir secara elektronis, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan aman.
HISpertama kali diperkenalkan pada tahun 1960, dan telah berevolusi dengan waktu dan modernisasi fasilitas kesehatan. Di AS, pada 1980-an, HIS berkembang pada tahap yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitas. Sekarang HIS mencangkup integrasi dari semua aplikasi klinis keuangan dan administrasi.
Dari sisi manajemen, HIS berperan dalam mengatur data keuangan, material dan urrusan teknis seperti sistem kepegawaian, pembayaran (tagihan) ke pasien, dan perencanaan strategi. Dan sisi pasien, HIS berfungsi untuk mengelola data inpatient dan outpatient serta mengelola data medis pasien yang meliputi perawatan, diagnosis, dan terapi.
urut antrean bagi pasien. Bagi
pasien rawat jalan, mereka bisa mengetahui siapa dokternya dan apakah sang
dokter sudah hadir atau belum, cukup di ruang pendaftaran depan.
Data dari aplikasi appoinment
itu juga langsung terhubung ke aplikasi dokter, sehingga dokter bisa tahu siapa
saja pasiennya. Jika pasien itu pernah berobat ke Eka Hospital, ada riwayat
kesehatan yang akan dibaca dulu oleh dokternys.
Keluhan pasien, penyakit, hingga obat yang akan
diberikan, semuanya di-input dokter
ke dalamsistem – tidak lagi ditulis di secarik kertas. Jika pasien itu
memerlukan pemeriksaan lab atau radiologi, dokter langsung mengentri data lab
atau radiologi, tidak perlu lagi membawa kertas hasil pemeriksaan dokter.
Sebab, disana sudah ada data apa saja yang mesti diperiksa, misalnya Mri dan
CTIscan. Setelah semua diperiksa,
dokter pun bisa melihat hasilnya di sistem. “Hasil pemeriksaan tersebut tidak
terpecah-pecah, tetapi teronsolidasi di sistem. Hasil itu langsung terhubung
pula ke sistem pembayaran, “kata Hasan. Jadi, begitu pasien membayar, datanya
terkirim ke sistem backend untuk diproses
di aplikasi keuangan.
Menurut Hasan, rekam data pasien yang menggunakan Electronic Medical Record (EMR) yang
diterapkan di Eka Hospital itu tentunya diharapkan dapat mengurangi kesalahan
manusia (human errors) dalam
pelayanan kepada pasien (patient safety).
Di samping itu, memungkinkan pula pemberian layanan kesehatan yang lebih cepat.
EMR berisikan database pasien dan
Sistem Order Elektronik (Electronic
Ordering System) yang tersentralisasi. Lewat EMR, bisa diketahui bagaimana
kondisi drug interaction. Jika
seorang pasien Eka Hospital, misalnya, alergi pada parasetamol, dan suatu saat
datang lagi berobat bertemu dokter berbeda yang lalu memberikan parasetamol,
sistem akan secara otomatis memberikan drug
alert bahwa pasien ini slergi dengan parasetamol.
Bila tanpa EMR, mungkin saja dokter memberikan resep yang
terbaca dengan baik oleh pihak farmasi/apotek. Dengan EMR, pihak farmasi tidak
perlu membaca lagi dan lebih mudah menginterpresentasikan resep yang diketik
berikut takaran obat yang diminta dokter.
Tak hanya itu, mengingat kedua rumah sakit Eka Hospital
sudah terhubung secara online,
transfer rekam medis pasien antarcabang RS ini dapat dilakukan secara online dan real time. Misalnya, orang yang pernah menjadi pasien Eka Hospital
Pekanbaru sedang berkunjung ke Jakarta dan kebetulan sakit m lalu datang ke Eka
Hospital BSD, maka ia tidak perlu
membawa catatan untuk diberikan kepada dokter. Sebab, dat rekam medisnya dapat
dilihat di Eka Hospital BSD.
Sebagai layanan tambahan, saat ini Eka Hospital juga
memiliki layanan e-Medical Consult atau layanan telemedicine, bekerja sama dengan Mayoa
Clinic, Amerika Serikat. Selain itu, Eka Hospital juga mengembangkan pusat
layanan terpadu(center of excellence). Tak
mengherankan, hanya dalam waktu dua tahun beroperasi, persisnya 11 Desember
2010, Eka Hospital BSD mendapatkan akreditasi internasional yang diterbitkan
oleh joint
“Umumnya, HIS yang sudah
berjalan di rumah sakit- rumah sakit yang ada di Indonesia hanya mencakup
aplikasi administrasi dan reporting. Sedangkan
di Eka Hospital sudah mencakup semuanya. Hasil medical record pun dapat diketahui secara online dan real time.”
HASAN WIDJAJA.
Commision internasional,
sebagai badan resmi dunia untuk standarisasi rumah sakit internasional.
Kendati begitu, diakui Hasan , proses penerapan HIS tidak
segampang mengembalikan telapak tangan. Kesulitan terutama memperkenalkan
solusi tersebut kepada para dokter. Jadi, tantangannya dalam hal charge management, bagaimana mengubah
kultur kerja para dokter yang terbiasa berbasis kertas menjadi terbiasa
mengetik di komputer. “Yang tersulit adalah membuat para dokter menggunakan
komputer. Karena, bagi mereka lebih mudah dan praktis menulis di kertas.
Terutama, mereka berasal dari RS lain, yang sebelumnya terbiasa bekerja secara
manual, “ungkapnya seraya tersenyum.
Secara keseluruhan jumlah dokter di Eka Hospital sekitar 200 orang (termasuk dokter
spesialis). Dari jumlah itu, 80% merupakan dokter full time atau dokter yang hanya kerja di Eka Hospital. Adapun
sisanya merupakan dokter paruh waktu, yang juga bekerja di RS lain.
Sejak awal rekrutmen, para dokter ini sebenarnya sudah
diminta menggunakan komputer. Namun, tentu saja tidak semua dokter dapat
langsung klop dengan sistem baru tersebut. Apalagi , dokter – dokter senior
(sepuh) yang umumnya kurang dekat teknologi , “ini bukan masalah penolakan,
tetapi lebih kepada kebiasaan,” ungkap Hasan. Ia menceritakan, ada dokter yang
bilang, “saya kalau ngetik lama lho, sebab selama ini saya tidak pernah pakai
komputer, “ ujar Hasan menirukan. Lalu, seperti apa solusinya ?
Menurutnya pihaknya tak bisa memaksa. “kami tidak bisa
bilang kepada dokter,’Dok, ini kami punya satu sistem baru. Dokter harus pakai
ya. Nanti kami ajarkan,”ungkapnya. Pihaknya lebih memilih bagaimana merangkul
dan menjadikan mereka sebagai mitra dengan menujukan bahwa sistem ini
bermanfaat dan sangat membantu pekerjaan mereka.
Sebelum praktik, terlebih dulu kepada para dokter ini
diberikan pelatihan dan pendampingan tentang cara penggunaan sistem EMR.ntak
hanya itu, berdasarkan masukan dari para dokter, tim TI Eka Hospital pun
memfasilitasi mereka agar lebih mudah dan cepat dalam bekerja. Misalnya, dengan
membuat berbagai template, yang
tinggal diisi.
Ke depan, beberapa rencana pengembangan TI yang akan
dilakukan di Eka Hospital pada dasarnya lebih kepada upaya peningkatan kualitas
layanan kepada pasien. “Misinya adalah bagaimana meningkatkan customer sevice dan medical outcome yang berkualitas, “hujar Hasan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar