Rabu, 14 Oktober 2015
XIAOMI
05.39 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
X
|
iaomi mendapatkan moment penjualan paling
fantastis di Indonesia. Ponsel buatan Tiongkok yang sedang happening di negaranya itu berhasil terjual 15 ribu unit dalam
waktu 10 menit!
Merek Xiaomi dijual melalui situs online Lazada. Melalui cara penjualan flash sale, dimana pembelin hanya diberi
waktusingkat untuk melakukan pembelian , maka banjir pembelian pun terjadi.
Tentu saja penjualan yang habis dalam waktu 10 menit tersebut hanya bisa
dilakukan lewat online. Ini berbeda
dengan rekor-rekor penjualan ponsel sebelumnya seperti Nexian maupun Blackberry
yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk habis karena adanya antrean di toko.
Kedekatan
konsumen dengan dunia online menjadi
salah satu ciri saja perilaku konsumen yang terlihat berbeda akhir-akhir ini.
Pertumbuhan internet di Indonesia yang semaki dahsyat memang menciptakan
konsumen yang mulai memilih belanja online
sebagai salah satu cara berbelanja. Selain itu juga ada beberapa perubahan
perilaku yang mewarnai konsumen Indonesia, sehingga para marketer pun perlu
mewaspadai perubahan ini dengan baik.
Apa
sebenarnya yang melatarbelakangi konsumen Indonesia mengalami perubahan
perilaku? Sepuluh tahun yang lalu, Handi Irawan, beberapa perilaku dalam buku
tersebut akan mengalami perubahan di masa mendatang. Jika dahulu konsumen
Indonesia tidak sadar lingkungan dan tidak peduli lingkungan, maka pada masa
sekarang konsumen sudah mulai memilih makanan yang sehat dan memerhatikan
lingkungan dalam memilih produk.
Perubahan
demografi adalah salah satu pendorong terjadinya perubahan perilaku konsumen
Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir ini terjadi perubahan demografi di
Indonesia. Semakin meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat Indonesia
menciptakan masyarakat baru di Indonesia, seperti kelas menengah yang semakin
besar,meningkatnya kelompok-kelompok produktif, dan berkurangnya tingkat
kelahiran.
Pendapatan
masyarakat semakin besar di satu sisi memang terlihat baik. Namun di sisi lain,
semakin tingginya kemakmuran masyarakat di sebuah Negara menciptakan berbagai
penyakit baru. Bila pada saat Negara masih miskin, penyakit-penyakit seperti
cacar dan muntaber menjadi penyakit yang dominan. Namun saat Negara makin
makmur, penyakit-penyakit modern menjadi dominan seperti stoke, jantung, kanker, AIDS, dan lain-lain. Jangan heran jika Anda
akan menemukan jenis-jenis penyakit baru di masa mendatang.
Selain
demografi, perubahan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya perubahan
perilaku konsumen. Yang banyak terlihat adalah masuknya internet dalam
keseharian konsumen. Kini konsumen merasa tidak bisa hidup tanpa bantuan
internet. Konsumen bahkan merasa terdorong untuk bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Konsumen juga semakin percaya
bahwa internet menjadi saluran komunikasi dan distribusi dabi produk-produk
yang mereka inginkan.
Sebetulnya
internet tidak hanya menjadi satu-satunya perubahan
Teknologi yang muncul di masyarakat. Teknologi
seperti biotechnology dan medical technology membuat konsumen
semakin percaya terhadap teknologi yang mengatur dan membantu kehidupan mereka.
Faktor
lain yang akan mengubah perilaku konsumen adalah masalah lingkungan. Kerusakan
lingkungan yang semakin parah, isu global
warming, dan sulitnya mendapatkan sumber daya alam perlahan akan membuat
konsumen semakin sadar lingkungan. Harus diakui, perhatian konsumen di
Indonesia terhadap lingkungan sampai sekarang masih terbilang minim. Namun,
adanya tekanan dan policy dari
pemerintah serta keadaan lingkungan yang dirasakan akan memaksa konsumen untuk
sadar terhadap lingkungan.
Salah
satu masalah yang dihadapi konsumen adalah sampah yang semakin menumpuk.
Manajemen sampah akan menjadi masalah di tiap rumah tangga sehingga konsumen
akan mulai berpikir untuk membeli produk-produk daur ulang dan tidak terbebani
sampah. Salah satunya dilakukan juga dengan mengurangi konsumsi plastic dan
material lain yang tidak langsung hancur oleh tanah.
Online
Consumers
Konsumen
baru di Indonesia akan semakin menjadi konsumen online. Para marketer nantinya tidak lagi melakukan segmentasi
pasar secara tradisional, namun mereka harus berpikir bagaimana membagi segmen
konsumen secara online. Berdasarkan
hasil survey, orang-orang yang berusia mapan akan semakin banyak melakukan
belanja online. Jika dulu belanja online didominasi oleh kelompok muda,
kini kelompok 30 tahun ke atas semakin banyak berbelanja online. Itu artinya pasar online
pun akan semakin membesar dan
Marketer
harus mulai berpikir memindahkan sebagai channel
mereka ke online
Connected
Consumers
Konsumen
baru akan selalu merasa terhubung dengan orang lain. Mereka selalu merasa
terhubung dan ingin terhubung dengan orang lain. Mereka selalu meminta
rekomendasi dari orang lain ketika membeli produk atau merek. Mereka juga terbiasa
membagi sesuatu. Connect dan share menjadi bagian dari kehidupan
konsumen. Oleh karenanya mareketer tidak boleh melihat konsumen sebagai satu
konsumen, tetapi merupakan satu jaringan yang terhubung dengan konsumen lain.
Termasuk juga adaptasi dengan budaya lain secara mudah dan cepat dapat
dilakukan konsumen.
Long
Term Consumers
Konsumen
baru di Indonesia semakin terinformasi dengan baik akan hal-hal yang mungkin
terjadi di masa depan. Konsumen lebih bisa memprediksi sesuatu sehingga merasa
membutuhkan persiapan jangka panjang. Apalagi pendapatan konsumen Indonesia
juga semakin meningkatkan sehingga pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat
jangka panjang bisa mereka lakukan. Pertumbuhan penggunaan asuransi yang
meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa konsumen
makin melihat jangka panjang.
Loping
Consumers
Konsumen
mudah berpindah-pindah dari satu hal ke hal lain. Ini dikarenakan teknologi
memudahkan mereka untuk melihat-lihat serta berpindah dari satu Window ke window yang lain. Akibatnya dalam keseharian mereka semakin sulit
menjadi loyal, terbiasa multitasking,
dan cenderung mencoba berbagai merek karena rekomendasi orang lain. Lihat saja
merek Xiaomi yang tiba-tiba melejit dan banyak dibeli konsumen Indonesia. Padahal
sebelumnya kita tidak pernah mengenal merek ini. Di masa mendatang akan
timbul-tenggelam merek-merek baru, dan marketer harus mengantisipasi hal ini.
Health
Conscious Consumers
Konsumen
baru Indonesia akan mempertimbangkan kesehatan sebagai salah satu faktor dalam
memilih produk. Berkembangnya outlet-outlet
modern akan semakin mengakomodasi kebutuhan konsumen akan produk yang
menyehatkan. Sekalipun mungkin konsumen tidak paham benar soal kandungan produk
yang sehat dan tidak, namun konsumen membutuhkan komunikasi soal “sehat” di
dalam produk yang akan mereka beli. Demam lari dan bersepeda juga menjadi
contoh bahwa konsumen Indonesia semakin sadar akan kesehatan.
Environmental
Friendly Consumers
Benarkah
konsumen Indonesia peduli lingkungan? Banyak yang masih pesimistis soal ini.
Dalam hal lingkungan, konsumen Indonesia belum sampai tahap tidak membeli
produk-produk yang tak ramah lingkungan, tetapi mereka akan mulai berpikir soal
efisien dan penghematan sumber daya. Misalnya, ketika membeli mobil, mereka
akan berpikir soal bagaimana mengirit bahan bakar kendaraan. Konsumen juga
mulai memilih produk-produk yang hemat listrik dan makan dengan bungkusan yang
praktis dan tidak menghabiskan tempat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar