Rabu, 29 Maret 2017
TEST SCREENING UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT KANKER PROSTAT
07.37 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
Kanker
prostat adalah penyakit kanker yang
berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat
mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari
prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil,disfungsi ereksi dan
gejala lainnya.
Beberapa
faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat adalah usia, ras,
riwayat keluarga (faktor keturunan), hormon, dan pola makan. Risiko menderita
kanker prostat ditemukan meningkat pada pria kulit putih dengan usia > 50
tahun atau pria kulit hitam dengan usia > 40 tahun. Etnis kulit hitam
memiliki risiko kanker prostat 1.6x lebih tinggi daripada pria kulit putih.Pria
yang memiliki keluarga laki-laki penderita kanker prostat (saudara, ayah,
kakek) memiliki risiko yang lebih tinggi menderita penyakit tersebut
dibandingkan dengan pria yang tidak punya riwayat keluarga. Faktor lainnya yang
diduga dapat menyebabkan kanker prostat adalah perubahan hormon testosteron dan
pola makan yang terlalu banyak mengkonsumsi lemak.Menurut penelitian lainnya,
agen kimia seperti Cadmium juga ditemukan pada perkembangan kanker prostat.
Tes-tes screening adalah tes-tes yang
dilaukan pada interval-interval teratur untuk mendeteksi suatu penyakit seperti
kanker prostat pada stadium awal. Jika hasil dari suatu tes screening adalah
normal, penyakit diduga tidak ada. Jika suatu tes screening adalah tidak
normal, penyakit dicurigai ada, dan tes-tes ang lebih jauh biasanya diperlukan
untuk mengkonfirmasi kecurigaan untuk membuat diagnosisnya meyakinkan. Kanker
prostat awalnya dicurigai kareana suatu kelainan dari satu atau dua tes-tes
screening yang dugunakan untuk mendeteksi kanker prostat. Tes-tes screening ini
adalah suatu pemeriksaan dubur dengan jari dan suatu tes darah yang disebut
prostate specific antigen (PSA).
- Pada pemeriksaan dubur dengan jari (digital rectal examination), dokter merasakan kelenjar prostat dengan jari telunjuk yang disarungkan kedalam dubur untuk mendeteksi kelainan-kelainan dari kelenjar. Jadi, sebuah benjolan yang tidak teratur atau kekerasan yang dirasakan pada permukaan kelenjar adalah suatu penemuan yang mencurigakan untuk kanker prostat. Karena itu, dokter-dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan dubur dengan jari setiap tahunnya pada pria-pria berumur 40 tahun dan lebih.
- Tes PSA adalah suatu tes darah yang mudah, dapat diulang dan akurat. Ia digunakan untuk mendeteksi suatu protein (prostate specific antigen) yang dilepaskan dari kelenjar prostat kedalam darah. Jauh lebih penting, tingkat PSA biasanya lebih tinggi pada orang-orang dengan kanker prostat dari pada orang-orang tanpa kanker prostat. PSA, oleh karenanya, adalah berharga sebagai suatu tes screening untuk kanker prostat. Karena itu, dokter-dokter merekomendasikan melakukan suatu PSA setiap tahun pada pria-pria berumur 50 tahun dan lebih. Lebih jauh, untuk pria-pria yang mempunyai risiko-risiko tinggi kanker prostat seperti dibahas diatas, kebanyakan dokter-dokter merekomendasikan memulai screening PSA bahkan pada umur yang lebih muda (misalnya pada umur 40 tahun
REFERENSI
- http://juanito.ilorena.com/skrining-kanker-prostat/
- CSY BIOIN
Selasa, 27 Oktober 2015
SURVEI GAJI 2015
22.21 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
ALL
INDUSTRIES
LEVEL
|
MIN
|
MEDIAN
|
MAX
|
|||
2014
|
2015
|
2014
|
2015
|
2014
|
2015
|
|
Executives
|
1194.336
|
1306.604
|
1492.920
|
1633254
|
2388.672
|
2369.219
|
Sr. Mgmt
|
680.959
|
744.969
|
851.199
|
931.212
|
1361.918
|
1350.257
|
Mgmt
|
343.690
|
375.996
|
429.612
|
469.995
|
687.379
|
681.493
|
Profesional
|
99.053
|
108.364
|
123.816
|
135.455
|
198.106
|
196.409
|
Entry Level
|
49.791
|
54.472
|
62.239
|
68.090
|
99.583
|
98.730
|
OIL & GAS
Rabu, 14 Oktober 2015
UPAYA MENJADI RUMAH SAKIT BERLAYANAN PRIMA
05.42 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
UPAYA MENJADI RUMAH SAKIT
BERLAYANAN PRIMA
BERLAYANAN PRIMA
Agar dapat memberikan layanan
berkualitas dan lebih menjaga keamanan pasien, Eka hospital sejak awal berdiri
langsung melengkapi diri dengan Sistem Informasi untuk Rumahn Sakit yang
terintegrasi. Bagaimana penerapannya dan apa manfaatnya?
A.
Mohammad B.S
M
|
engelola rumah sakit (RS) bukan sekedar
mengurus staf medis dan pasiennya. Kompleksitas bisnisnya tak kalah
dibandingkan bisnis di bidang lain. Bahkan, mungkin lebih kompleks karena
terkait keselamatan sang pasien, serta aspek etika dan moral yang menyertainya.
Maka,pemimpin RS
yang berpikiran maju akan mengelola bisnisnya secara sistematis terutama dengan
pemanfaatan Sistem Informasi untuk RS (Hospital
Information System/HIS). Salah
satu contohnya adalah Eka Hospital. Menurut penjelasan Hasan WIdjaja, Direktur
Operasional Eka Hospital, ketika mulai beroperasi pada Agustus 2008, kedua
rumah sakit Eka Hospital – di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten,
dan di jl. Soekarno – Hatta, Pekanbaru, Riau – sudah mengadopsi praktik e-health dengan mengimplementasikan HIS
secara integritas
Dikatakan Hasan, sebelum beroperasi
pihaknya mempersiapkan TI pendukungnya, dengan melakukan benchmarking dan pencarian solusi yang tepat. HIS yang diimplementasikan
Eka Hospital diperoleh dari vondor bernama Novatara dari Singapura.
Dalam waktu setahun sistem tersebut
sudah go live. HIS sebenarnya bukanlah
solusi yang sifatnya menyuruh dari back-end
ke front-end seperti halnya solusi Enterprise Resource Planning (ERP) yang
biasa digunakan perusahaan nonrumah-sakit. Pasalnya, masih ada sejumlah
aplikasi lain, seperti Laboratory
Information System (PACS), termasuk sistem back-end (operasional dan administrasi bisnis) yang tidak masuk dalam
paket HIS yang ditawarkan vendor. Di Eka Hospital, aplikasi LIS dan RIS
menggunakan vendor berbeda. Adapun untuk sistem back-end (mencakup finance,
material management
untuk purchasing, dan HR),
menggunakan SAP. Kendati begitu, berbagai aplikasi tersebut sudah saling
terhubung (terintegrasi), dengan menggunakan interface.
Hasan mengatakan, secara garis besar
HIS mencakup tiga aplikasi besar. Pertama, Layanan Administrasi (frontline service), yang mencakup
pendaftaran, kasir, perjanjian, dan sebagainya. Kedua, Layanan Medis (clinical services), yang mencakup order
obat, order lab, rekam medis, dan sebaginya. Ketiga, Reporting,
TEKNOLOGI
INFORMASI
Berupa laporan hasil kegiatan-kegiatan
tersebut. “Umumnya, HIS yang sudah berjalan di rumah sakit – rumah sakit yang
ada di Indonesia hanya mencakup aplikasi administrasi dan reporting. Sedangkan di Eka Hospital sudah mencakup semuanya. Hasil
medical record pun dapat diketahui
secara online dan real-time, “ ujar Hasan dengan bangga.
Dengan
menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit tersebut, alur kerja di Eka
Hospital diklaimnya lebih efisien dan teratur secara sistematis. Dan, pastinya,
mengurangi penggunaan kertas. Jangan heran, di Eka Hospital tidak akan dijumpai
petugas rekam medis yang biasanya pagi-pagi, sebelum poliklinik buka, membawa
kereta dorong berisikan rekam medis, yang akan diserahkan ke poliklinik
tersebut. “Eka Hospital, semua rekam medis pasien sudah ada di sistem. Sudah computerized. Dokter akan
melakukan diagnosis dan sebagainya
secara elektronik, “ kata Hasan.
Jadi, ketika seorang pasien
akan berobat ke Eka Hospital, ia membuat janji – melalui telepon, Blackberry
Messenger, atau website. Pasien lama hanya perlu rekonfirmasi, karena datanya sudah
tercatat. Ketika mendaftar, pasien mesti mengisi data dan menyerahkan fotokopi
identitas (KTP).
EKA
HOSPIAL
Semua
rekam medis pasien sudah ada di sistem. Dokter akan melakukan diagnosis dan
sebagainya secara elektronik.
Nantinya, data tersebut akan
langsung masuk ke aplikasi appointment,
lalu dikirim ke Nurdi Stationment,
akan mengeluarkan nomor
TENTANG HOSPITAL
INFORMATION SYSTEM (HIS)
Merupakan sistem informasi rumah sakit, yang memungkingkan data mengalir secara elektronis, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan aman.
HISpertama kali diperkenalkan pada tahun 1960, dan telah berevolusi dengan waktu dan modernisasi fasilitas kesehatan. Di AS, pada 1980-an, HIS berkembang pada tahap yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitas. Sekarang HIS mencangkup integrasi dari semua aplikasi klinis keuangan dan administrasi.
Dari sisi manajemen, HIS berperan dalam mengatur data keuangan, material dan urrusan teknis seperti sistem kepegawaian, pembayaran (tagihan) ke pasien, dan perencanaan strategi. Dan sisi pasien, HIS berfungsi untuk mengelola data inpatient dan outpatient serta mengelola data medis pasien yang meliputi perawatan, diagnosis, dan terapi.
urut antrean bagi pasien. Bagi
pasien rawat jalan, mereka bisa mengetahui siapa dokternya dan apakah sang
dokter sudah hadir atau belum, cukup di ruang pendaftaran depan.
Data dari aplikasi appoinment
itu juga langsung terhubung ke aplikasi dokter, sehingga dokter bisa tahu siapa
saja pasiennya. Jika pasien itu pernah berobat ke Eka Hospital, ada riwayat
kesehatan yang akan dibaca dulu oleh dokternys.
Keluhan pasien, penyakit, hingga obat yang akan
diberikan, semuanya di-input dokter
ke dalamsistem – tidak lagi ditulis di secarik kertas. Jika pasien itu
memerlukan pemeriksaan lab atau radiologi, dokter langsung mengentri data lab
atau radiologi, tidak perlu lagi membawa kertas hasil pemeriksaan dokter.
Sebab, disana sudah ada data apa saja yang mesti diperiksa, misalnya Mri dan
CTIscan. Setelah semua diperiksa,
dokter pun bisa melihat hasilnya di sistem. “Hasil pemeriksaan tersebut tidak
terpecah-pecah, tetapi teronsolidasi di sistem. Hasil itu langsung terhubung
pula ke sistem pembayaran, “kata Hasan. Jadi, begitu pasien membayar, datanya
terkirim ke sistem backend untuk diproses
di aplikasi keuangan.
Menurut Hasan, rekam data pasien yang menggunakan Electronic Medical Record (EMR) yang
diterapkan di Eka Hospital itu tentunya diharapkan dapat mengurangi kesalahan
manusia (human errors) dalam
pelayanan kepada pasien (patient safety).
Di samping itu, memungkinkan pula pemberian layanan kesehatan yang lebih cepat.
EMR berisikan database pasien dan
Sistem Order Elektronik (Electronic
Ordering System) yang tersentralisasi. Lewat EMR, bisa diketahui bagaimana
kondisi drug interaction. Jika
seorang pasien Eka Hospital, misalnya, alergi pada parasetamol, dan suatu saat
datang lagi berobat bertemu dokter berbeda yang lalu memberikan parasetamol,
sistem akan secara otomatis memberikan drug
alert bahwa pasien ini slergi dengan parasetamol.
Bila tanpa EMR, mungkin saja dokter memberikan resep yang
terbaca dengan baik oleh pihak farmasi/apotek. Dengan EMR, pihak farmasi tidak
perlu membaca lagi dan lebih mudah menginterpresentasikan resep yang diketik
berikut takaran obat yang diminta dokter.
Tak hanya itu, mengingat kedua rumah sakit Eka Hospital
sudah terhubung secara online,
transfer rekam medis pasien antarcabang RS ini dapat dilakukan secara online dan real time. Misalnya, orang yang pernah menjadi pasien Eka Hospital
Pekanbaru sedang berkunjung ke Jakarta dan kebetulan sakit m lalu datang ke Eka
Hospital BSD, maka ia tidak perlu
membawa catatan untuk diberikan kepada dokter. Sebab, dat rekam medisnya dapat
dilihat di Eka Hospital BSD.
Sebagai layanan tambahan, saat ini Eka Hospital juga
memiliki layanan e-Medical Consult atau layanan telemedicine, bekerja sama dengan Mayoa
Clinic, Amerika Serikat. Selain itu, Eka Hospital juga mengembangkan pusat
layanan terpadu(center of excellence). Tak
mengherankan, hanya dalam waktu dua tahun beroperasi, persisnya 11 Desember
2010, Eka Hospital BSD mendapatkan akreditasi internasional yang diterbitkan
oleh joint
“Umumnya, HIS yang sudah
berjalan di rumah sakit- rumah sakit yang ada di Indonesia hanya mencakup
aplikasi administrasi dan reporting. Sedangkan
di Eka Hospital sudah mencakup semuanya. Hasil medical record pun dapat diketahui secara online dan real time.”
HASAN WIDJAJA.
Commision internasional,
sebagai badan resmi dunia untuk standarisasi rumah sakit internasional.
Kendati begitu, diakui Hasan , proses penerapan HIS tidak
segampang mengembalikan telapak tangan. Kesulitan terutama memperkenalkan
solusi tersebut kepada para dokter. Jadi, tantangannya dalam hal charge management, bagaimana mengubah
kultur kerja para dokter yang terbiasa berbasis kertas menjadi terbiasa
mengetik di komputer. “Yang tersulit adalah membuat para dokter menggunakan
komputer. Karena, bagi mereka lebih mudah dan praktis menulis di kertas.
Terutama, mereka berasal dari RS lain, yang sebelumnya terbiasa bekerja secara
manual, “ungkapnya seraya tersenyum.
Secara keseluruhan jumlah dokter di Eka Hospital sekitar 200 orang (termasuk dokter
spesialis). Dari jumlah itu, 80% merupakan dokter full time atau dokter yang hanya kerja di Eka Hospital. Adapun
sisanya merupakan dokter paruh waktu, yang juga bekerja di RS lain.
Sejak awal rekrutmen, para dokter ini sebenarnya sudah
diminta menggunakan komputer. Namun, tentu saja tidak semua dokter dapat
langsung klop dengan sistem baru tersebut. Apalagi , dokter – dokter senior
(sepuh) yang umumnya kurang dekat teknologi , “ini bukan masalah penolakan,
tetapi lebih kepada kebiasaan,” ungkap Hasan. Ia menceritakan, ada dokter yang
bilang, “saya kalau ngetik lama lho, sebab selama ini saya tidak pernah pakai
komputer, “ ujar Hasan menirukan. Lalu, seperti apa solusinya ?
Menurutnya pihaknya tak bisa memaksa. “kami tidak bisa
bilang kepada dokter,’Dok, ini kami punya satu sistem baru. Dokter harus pakai
ya. Nanti kami ajarkan,”ungkapnya. Pihaknya lebih memilih bagaimana merangkul
dan menjadikan mereka sebagai mitra dengan menujukan bahwa sistem ini
bermanfaat dan sangat membantu pekerjaan mereka.
Sebelum praktik, terlebih dulu kepada para dokter ini
diberikan pelatihan dan pendampingan tentang cara penggunaan sistem EMR.ntak
hanya itu, berdasarkan masukan dari para dokter, tim TI Eka Hospital pun
memfasilitasi mereka agar lebih mudah dan cepat dalam bekerja. Misalnya, dengan
membuat berbagai template, yang
tinggal diisi.
Ke depan, beberapa rencana pengembangan TI yang akan
dilakukan di Eka Hospital pada dasarnya lebih kepada upaya peningkatan kualitas
layanan kepada pasien. “Misinya adalah bagaimana meningkatkan customer sevice dan medical outcome yang berkualitas, “hujar Hasan.
XIAOMI
05.39 | Diposting oleh
Siti Hardianti Handayani |
Edit Entri
X
|
iaomi mendapatkan moment penjualan paling
fantastis di Indonesia. Ponsel buatan Tiongkok yang sedang happening di negaranya itu berhasil terjual 15 ribu unit dalam
waktu 10 menit!
Merek Xiaomi dijual melalui situs online Lazada. Melalui cara penjualan flash sale, dimana pembelin hanya diberi
waktusingkat untuk melakukan pembelian , maka banjir pembelian pun terjadi.
Tentu saja penjualan yang habis dalam waktu 10 menit tersebut hanya bisa
dilakukan lewat online. Ini berbeda
dengan rekor-rekor penjualan ponsel sebelumnya seperti Nexian maupun Blackberry
yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk habis karena adanya antrean di toko.
Kedekatan
konsumen dengan dunia online menjadi
salah satu ciri saja perilaku konsumen yang terlihat berbeda akhir-akhir ini.
Pertumbuhan internet di Indonesia yang semaki dahsyat memang menciptakan
konsumen yang mulai memilih belanja online
sebagai salah satu cara berbelanja. Selain itu juga ada beberapa perubahan
perilaku yang mewarnai konsumen Indonesia, sehingga para marketer pun perlu
mewaspadai perubahan ini dengan baik.
Apa
sebenarnya yang melatarbelakangi konsumen Indonesia mengalami perubahan
perilaku? Sepuluh tahun yang lalu, Handi Irawan, beberapa perilaku dalam buku
tersebut akan mengalami perubahan di masa mendatang. Jika dahulu konsumen
Indonesia tidak sadar lingkungan dan tidak peduli lingkungan, maka pada masa
sekarang konsumen sudah mulai memilih makanan yang sehat dan memerhatikan
lingkungan dalam memilih produk.
Perubahan
demografi adalah salah satu pendorong terjadinya perubahan perilaku konsumen
Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir ini terjadi perubahan demografi di
Indonesia. Semakin meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat Indonesia
menciptakan masyarakat baru di Indonesia, seperti kelas menengah yang semakin
besar,meningkatnya kelompok-kelompok produktif, dan berkurangnya tingkat
kelahiran.
Pendapatan
masyarakat semakin besar di satu sisi memang terlihat baik. Namun di sisi lain,
semakin tingginya kemakmuran masyarakat di sebuah Negara menciptakan berbagai
penyakit baru. Bila pada saat Negara masih miskin, penyakit-penyakit seperti
cacar dan muntaber menjadi penyakit yang dominan. Namun saat Negara makin
makmur, penyakit-penyakit modern menjadi dominan seperti stoke, jantung, kanker, AIDS, dan lain-lain. Jangan heran jika Anda
akan menemukan jenis-jenis penyakit baru di masa mendatang.
Selain
demografi, perubahan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya perubahan
perilaku konsumen. Yang banyak terlihat adalah masuknya internet dalam
keseharian konsumen. Kini konsumen merasa tidak bisa hidup tanpa bantuan
internet. Konsumen bahkan merasa terdorong untuk bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Konsumen juga semakin percaya
bahwa internet menjadi saluran komunikasi dan distribusi dabi produk-produk
yang mereka inginkan.
Sebetulnya
internet tidak hanya menjadi satu-satunya perubahan
Teknologi yang muncul di masyarakat. Teknologi
seperti biotechnology dan medical technology membuat konsumen
semakin percaya terhadap teknologi yang mengatur dan membantu kehidupan mereka.
Faktor
lain yang akan mengubah perilaku konsumen adalah masalah lingkungan. Kerusakan
lingkungan yang semakin parah, isu global
warming, dan sulitnya mendapatkan sumber daya alam perlahan akan membuat
konsumen semakin sadar lingkungan. Harus diakui, perhatian konsumen di
Indonesia terhadap lingkungan sampai sekarang masih terbilang minim. Namun,
adanya tekanan dan policy dari
pemerintah serta keadaan lingkungan yang dirasakan akan memaksa konsumen untuk
sadar terhadap lingkungan.
Salah
satu masalah yang dihadapi konsumen adalah sampah yang semakin menumpuk.
Manajemen sampah akan menjadi masalah di tiap rumah tangga sehingga konsumen
akan mulai berpikir untuk membeli produk-produk daur ulang dan tidak terbebani
sampah. Salah satunya dilakukan juga dengan mengurangi konsumsi plastic dan
material lain yang tidak langsung hancur oleh tanah.
Online
Consumers
Konsumen
baru di Indonesia akan semakin menjadi konsumen online. Para marketer nantinya tidak lagi melakukan segmentasi
pasar secara tradisional, namun mereka harus berpikir bagaimana membagi segmen
konsumen secara online. Berdasarkan
hasil survey, orang-orang yang berusia mapan akan semakin banyak melakukan
belanja online. Jika dulu belanja online didominasi oleh kelompok muda,
kini kelompok 30 tahun ke atas semakin banyak berbelanja online. Itu artinya pasar online
pun akan semakin membesar dan
Marketer
harus mulai berpikir memindahkan sebagai channel
mereka ke online
Connected
Consumers
Konsumen
baru akan selalu merasa terhubung dengan orang lain. Mereka selalu merasa
terhubung dan ingin terhubung dengan orang lain. Mereka selalu meminta
rekomendasi dari orang lain ketika membeli produk atau merek. Mereka juga terbiasa
membagi sesuatu. Connect dan share menjadi bagian dari kehidupan
konsumen. Oleh karenanya mareketer tidak boleh melihat konsumen sebagai satu
konsumen, tetapi merupakan satu jaringan yang terhubung dengan konsumen lain.
Termasuk juga adaptasi dengan budaya lain secara mudah dan cepat dapat
dilakukan konsumen.
Long
Term Consumers
Konsumen
baru di Indonesia semakin terinformasi dengan baik akan hal-hal yang mungkin
terjadi di masa depan. Konsumen lebih bisa memprediksi sesuatu sehingga merasa
membutuhkan persiapan jangka panjang. Apalagi pendapatan konsumen Indonesia
juga semakin meningkatkan sehingga pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat
jangka panjang bisa mereka lakukan. Pertumbuhan penggunaan asuransi yang
meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa konsumen
makin melihat jangka panjang.
Loping
Consumers
Konsumen
mudah berpindah-pindah dari satu hal ke hal lain. Ini dikarenakan teknologi
memudahkan mereka untuk melihat-lihat serta berpindah dari satu Window ke window yang lain. Akibatnya dalam keseharian mereka semakin sulit
menjadi loyal, terbiasa multitasking,
dan cenderung mencoba berbagai merek karena rekomendasi orang lain. Lihat saja
merek Xiaomi yang tiba-tiba melejit dan banyak dibeli konsumen Indonesia. Padahal
sebelumnya kita tidak pernah mengenal merek ini. Di masa mendatang akan
timbul-tenggelam merek-merek baru, dan marketer harus mengantisipasi hal ini.
Health
Conscious Consumers
Konsumen
baru Indonesia akan mempertimbangkan kesehatan sebagai salah satu faktor dalam
memilih produk. Berkembangnya outlet-outlet
modern akan semakin mengakomodasi kebutuhan konsumen akan produk yang
menyehatkan. Sekalipun mungkin konsumen tidak paham benar soal kandungan produk
yang sehat dan tidak, namun konsumen membutuhkan komunikasi soal “sehat” di
dalam produk yang akan mereka beli. Demam lari dan bersepeda juga menjadi
contoh bahwa konsumen Indonesia semakin sadar akan kesehatan.
Environmental
Friendly Consumers
Benarkah
konsumen Indonesia peduli lingkungan? Banyak yang masih pesimistis soal ini.
Dalam hal lingkungan, konsumen Indonesia belum sampai tahap tidak membeli
produk-produk yang tak ramah lingkungan, tetapi mereka akan mulai berpikir soal
efisien dan penghematan sumber daya. Misalnya, ketika membeli mobil, mereka
akan berpikir soal bagaimana mengirit bahan bakar kendaraan. Konsumen juga
mulai memilih produk-produk yang hemat listrik dan makan dengan bungkusan yang
praktis dan tidak menghabiskan tempat.
Langganan:
Postingan (Atom)