Rabu, 24 Oktober 2012

PostHeaderIcon Lakon Beruang Penagih Hutang (The Bear/The Boor) Karya Anton Pavlovich Chekhov Terjemahan Landung Simatupang



NYONYA YULINA SANGAT MURUNG MEMANDANGI POTRET NIKO SUAMINYA, KAUL, PELAYAN TUA YANG SETIA, BERSAMANYA

KAUL 
Nyonya, sudah . sudah. Jangan begitu-begitu terus. Ini namanya bunuh diri pelan-pelan,
relakan kepergiannya. Nyonya, semua orang bersenang-senang dipagi yang cerah dan segar
ini. Bahkan kucing pun tahu cara menghibur diri. Jalan melenggak-lenggok ditaman lalu
melompat sembunyi, kemudian tiba-tiba melompat lagi menakuti burung-burung. Tapi
nyonya yulina setiap hari mengurung diri, dengan muka yang selalu kusut, muram. Hitunghitung, Sudah satu tahun penuh lho Nyonya tidak pernah lagi keluar-keluar.

YULI 
Dan aku tidak akan keluar-keluar lagi. kaul, Kehidupanku sudah berakhir, Suamiku
meninggal, terbaring dalam kuburnya, dan aku mengubur diri sendiri dirumah ini, kami
berdua sama-sama sudah mati kaul, Mati !..

KAUL 
Naah….Nyonya kan, mulai lagi ! Saya jadi sedih mendengarnya. Memang, tuan meninggal,
Tapi mau bagaimana lagi kalau dia memang harus meninggal ? Itu kehendak Tuhan, nyonya.
Dan jadilah kehendak NYA di surga dan di bumi ! Nyonya sudah berkabung waktu
tuan meninggal dulu, sekarang duka citanya sudah cukup nyonya, masa nyonya mau nangis
terus, murung terus seumur hidup ?? Saya juga pernah kehilangan istri Nya, Yah.. apa boleh
buat, saya menangis dan berkabung selama kurang lebih satu bulan, itu sudah cukup. Kalau
saya terus meraung-raung sepanjang hari, itu kan berlebihan namanya. Apalagi istri saya itu
mukanya sudah cukup tua dan cukup jelek….

Nyonya telah melupakan para tetangga begitu saja, tidak pernah lagi mengunjungi mereka.
Kalau mereka datang, nyonya menolak, tidak mau menemui. Nyonya kan masih muda,
cantik, sehat dan segar. Nyonya hanya perlu lebih merawat diri lagi, dandan yang bagus, lalu
keluarlah berjalan-jalan. Di luar sana banyak Nya pria tampan dan terhormat yang pasti
terpikat begitu mata mereka melihat nyonya, sungguh, saya jamin. Tapi ya…jangan tunggu
sampai sepuluh tahun lagi. Anugerah yang bernama kecantikan dan kemudaan itu bukan
sesuatu yang abadi. Nanti kalau pipi sudah menggantung-gantung kebawah, atau melesak
kedalam, wah sudah telat !

YULI 
Diam kaul…Kau tidak boleh bicara seperti itu, kau khan tahu bahwa sejak Niko suamiku
meninggal, kehidupan tidak lagi ada artinya buatku. Aku sudah bersumpah untuk tidak akan
berhenti berkabung, tidak akan lagi menikmati cuaca terang seumur hidupku. Dengar ?!
Semoga arwahnya tahu dan melihat betapa besar cintaku padanya. Aku tahu bukan rahasia
lagi bagimu bahwa Niko sering kejam kepadaku, Kasar, dan bahkan….Serong. Tetapi aku
kaul, kesetiaanku kepadanya akan kubawa sampai alam kubur. Biarlah Niko menyaksikan
besarnya kemampuanku untuk mencintainya dari alam seberang, dia akan melihatku tetap
sama seperti sebelum ia meninggal.

KAUL 
Wah..Wah, dari pada bicara yang serem-serem begitu, nyonya lebih baik jalan-jalan saja di kebun belakang yang luas itu, bercanda dengan si Beo, si Mencol, Menengok si Merak….

YULI 
Oh…Oh…..Uhuk..Uhuk

MENANGIS

KAUL 
Nyonya…! Nyonya…! Ada apa? mengapa jadi menangis begini ! Nyonya, Pandanglah saya
nyonya…

YULI 
Niko sayang sekali pada si Merak, setiap kali dia memandang Merak itu, wajahnya
bercahaya, matanya berkilau jernih bagaikan mata bocah. kaul…Lipat duakan jatah
makannya hari ini.

KAUL 
Baik Nyonya.

SUARA BELL PINTU, KERAS SEKALI DAN JELEK BUNYINYA

YULI  (Kaget)
Siapa itu ? katakan, Aku tidak terima tamu, siapa pun.

KAUL 
Iya nyonya ( Keluar)

YULI (Sendiri Memandangi Potret)
Lihatlah Niko, Lihatlah betapa aku bisa mencintai dan memaafkanmu….cintaku hanya akan berakhir ketika hidupku di bumi ini berakhir.

(Tertawa, Setengah Menagis)

Apa kau tidak malu dengan dirimu sendiri ? Aku wanita baik-baik, Istri yang begini setia, Aku mengurung diri dirumah dan setia sampai mati…… Sedangkan engkau, Hai tua gendut ! Kau mengibuli aku, ada main di sana sini, sementara aku kau tinggalkan dirumah berminggu-minggu !

KAUL  (Masuk, Gugup),
Nyonya…ada orang mencari nyonya, dia mau ketemu dengan nyonya….

YULI 
Kan sudah kubilang tadi, kau katakan padanya aku tidak terima tamu siapapun setelah
suamiku meninggal

KAUL 
Sudah nyonya. Saya sudah bilang begitu. Tapi dia tidak mau tahu. Persoalannya penting
sekali katanya

YULI 
Aku tidak akan menemui tamu. Siapapun.

KAUL 
Itu sudah saya bilang padanya berkali-kali. Tapi memang ……kaya setan dia itu Nya. Dia
malah maki-maki dan menggasak saya, lalu masuk. Sekarang dia sudah disitu nyonya.

0 komentar:

Posting Komentar

Watermelon

About Me

Foto Saya
Siti Hardianti Handayani
Lihat profil lengkapku

KAMU YANG KE -

clock

Blog Archive

Followers