Rabu, 24 Oktober 2012

PostHeaderIcon Sambungan ke 6 Lakon Beruang Penagih Hutang (The Bear/The Boor) Karya Anton Pavlovich Chekhov Terjemahan Landung Simatupang


(Ngomong Sendiri, Menyamping)

Penasaran betul aku !… penasaran betul !!

YULI 
Aku tidak mau bicara dengan orang tidak waras. Aku mohon, pergilah tuan!

(Jeda)

tidak mau pergi ?

TAMU 
Tidak .

YULI 
Tidak ?

TAMU 
Tidak.

YULI 
Baik.

(Memanggil )

Kaul !….

(Kaul Datang )

Kaul, antarkan tuan ini keluar.

KAUL  (Mendekati Tamu)
Tuan…. Sudilah tuan betul-betul pergi kalau sudah diminta pergi… Tuan jangan….

TAMU  (Bangkit, Garang)
Tutup mulutmu. Siapa yang kau ajak ngomong ini ? Aku betot lidahmu nanti!

KAUL LARI TERBIRIT-BIRIT

YULI 
Dimana kawan-kawanmu yang lain, Kaul ?

KAUL  (Dari Luar Panggung)
Tidak ada nyonya. Semua sedang keluar.

YULI 
Ayo tuan. Segera keluar dari rumahku ini !

TAMU 
Agaklah sopan sedikit !

YULI  (Mengepalkan Tangannya)
kamu ini memang bangsat, beruang biadab, hewan !

TAMU  (Maju Mengarah Yuli)
Heh darimana hakmu menghina aku ?

YULI 
Ya. Aku menghina kamu. Lalu mau apa ? Kamu pikir aku takut ya ?

TAMU 
Dan kau kira karena kau kebetulan mahluk puitis, lalu kau bisa menghina orang seenaknya tanpa mendapatkan hukuman ? Aku tantang kamu berduel ! Pistol !!

YULI 
Cuma karena jarimu gemuk-gemuk, kepalamu besar, dan bisa meraung kaya’ kerbau di
sembelih, lantas aku takut padamu, hei kerbau ! Beruang ?!!

TAMU 
Setan ! tidak akan kubiarkan seorangpun menghina aku. Ayo, Aku tantang kamu !
Mentang-mentang kau mahluk lemah, lantas kau pikir Aku tidak tega ?

YULI 
Kau menantang duel ? Boleh !

TAMU 
Sekarang juga !

YULI
 Sekarang juga ! almarhum suamiku punya koleksi beberapa pistol, aku ambil,
jangan lari kamu !

TAMU 
Akan ku bidik dia seperti membidik ayam. Dikiranya Aku ini remaja yang sentimentil apa !

KAUL  (Masuk)
Oh tuan…tuan,

(Berlutut Dihadapan Tamu)

Jangan tuan. Kasihanilah saya, orang tua ini. Pergilah segera tuan. Tadi tuan membentak saya
sampai jantung saya copot. Sekarang tuan malah mau berduel pistol.

TAMU  (Tidak Perduli)
Ya duel, antara laki-laki dan wanita. Inilah yang namanya persamaan hak. Emansipasi. Demi prinsip. Aku harus menembak mati dia. Harus. ini prinsip.

(Jeda)

Tapi, bukan main hebatnya perempuan itu, wajahnya menyala-nyala, matanya berkilap-kilap.
Dia meladeni tantanganku ! Gila !! belum pernah Aku kenal perempuan macam begini
seumur hidup.

0 komentar:

Posting Komentar

Watermelon

About Me

Foto Saya
Siti Hardianti Handayani
Lihat profil lengkapku

KAMU YANG KE -

clock

Blog Archive

Followers